MENU

INCON Technology – leading inovatory agrotechnology for food, nature and humanitarian response.

| CV.INCON | PRODUK | PEMESANAN | ARTIKEL | DASAR TEKNOLOGI INCON | GUGUSAN MIMPI | MITRA KAMI | WISATA

Selasa, 17 Maret 2015

DESA EKOWISATA BUDAYA MULYODADI

SUGENG RAWUH ...!


Desa Mulyodadi  merupakan desa budaya karena memiliki berbagai potensi budaya yang khas, unik dan menarik sehingga layak menjadi salah satu desa sentra budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Terletak pada 20 km di sebelah selatan Kota Yogyakarta, desa ini cukup dikenal dengan legenda Ki Ageng Paker dengan waluh emasnya sehingga salahsatu dusunnya, yaitu Paker menjadi sentra pengembangan budidaya dan olahan waluh. 

Bentang alam Desa Mulyodadi berupa dataran rendah dengan ketinggian 0-50 mdpl sehingga sebagian wilayahnya sering banjir/menggenang ketika musim penghujan dengan suhu rata-rata sebesar 280C. Air yang cukup melimpah ini sangat menentukan tumbuh subur dan berkembangnya ratusan pohon khusus  yang merupakan tanaman konservasi air dengan buahnya yang memiliki citarasa khas, yaitu Tanaman Gayam (Inocarpus fagifer) -The Ark of Taste. 

1.  Seni Pertunjukan
Setiap dusun di Desa Mulyodadi  terdapat seni budaya yang terus dilestarikan. Tidak kurang dari 18 (delapan belas) kelompok seni pertunjukan tumbuh di Desa Mulyodadi (reog, srandul, gejog lesung,  gedrug, kethoprak,   mocopat, pedhalangan,  rebana, karawitan, nasyd, kroncong, wayang orang, toklik, hadroh dan lain lain). Aneka Gending dan tembang jawa  siap menyambut wisatawan yang datang ke  Mulyodadi.
Para wisatawan dapat menikmati berbagai pertunjukan tersebut ketika ada warga masyarakat punya hajad syukuran, ketika ada perayaan khusus dan sewaktu ada wisatawan menghendaki.
Adanya sanggar tari, sanggar dolanan anak dan sanggar seni pedhalangan klasik maupun kontemporer semakin memperkokoh posisi Desa Mulyodadi sebagai desa ekowisata budaya yang tangguh di DIY.
Namun demikian masyarakat tetap berharap untuk dapat bekerjasama dan memperoleh binaan dari berbagai pihak demi meningkatnya kemampuan olah seni budaya pertunjukan tersebut agar bisa tetap melestarikan kebudayaan tersebut.

2.  Upacara Adat dan Tradisi
Selain berbagai jenis kesenian,  masih banyak juga tradisi  kebudayaan/ upacara adat  yang dilestarikan di Desa Mulyodadi, misalnya adanya tetesan, tingkeban, brokohan, bancakan, puputan, selapanan, tedhak siti, nyapih, tetesan/ supitan, ngrukti loyo, ngesur tanah, tlusupan/brobosan, nyetahuni dan lain lain. Ada juga upacara memulai panen padi yaitu “wiwitan”, beberapa acara merti dusun (limolasan, selikuran, nyelawenan), ruwahan/ nyadran dll. Kasih sayang, kebersamaan, saling menghargai, kedekatan dengan alam dan pembersihan diri untuk penghambaan yang tulus kepada Yang Maha Kuasa merupakan nilai-nilai yang coba diangkat dari berbagai tradisi tersebut.

3.   Seni Kerajinan
Aneka variasi kerajinan dengan bahan baku tanah liat, batu, kayu, bambu, kulit, kertas, kain dll. diproduksi masyarakat Mulyadadi, misalnya: batik, tatah sungging, pendhok, kuluk, topeng kayu, patung, mainan anak-anak, sangkar burung, replika pesawat terbang dan lain lain. Tangan-tangan orang tua hingga anak-anak berkreasi indah di waktu senggang. Beberapa keluarga menjadikan kerajinan sebagai sumber matapencaharian utama. 

4.   Kekayaan Kuliner
Berkunjung ke Mulyodadi, kita akan disuguhi dengan berbagai jenis kuliner seperti geplak, peyek, apem, adrem, cincao, tahu kenthol, susu gayam, kripik pisang, tempe sagu, enthog-enthog dll., selain kuliner khas yang hanya dimunculkan ketika acara khusus saja. Mlandhing, gayam, pisang, cincao (jelly kebun), kelapa, beras  dan beberapa jenis umbi-umbian merupakan bahan baku yang mudah dijumpai. Nasi kuluban, nasi kuning, sego wiwitan, among-among, bothok mlandhing, sego ingkung, mangut lele dan gudheg manggar adalah contoh menu pokok yang biasanya hanya hadir pada acara-acara tradisi tertentu saja tetapi kini dapat disajikan secara khusus.

5.   Budaya Tani
Hamparan sawah adalah pemandangan indah di Mulyodadi dengan tanaman padi, jagung, tebu dan aneka tanaman sayuran di dalamnya. Di pekarangannya, mudah kita jumpai aneka tanaman  buah-buahan seperti pepaya, pisang, rambutan dll., tanaman sayuran seperti kangkung, terong, tomat, daun so, bayam dll., tanaman umbi-umbian seperti talas, midro dan ubi kayu; tanaman kelapa, rumpun bambu, kelor dan nangka mudah juga ditemui termasuk beberapa jenis tanaman hias.
Budidaya ikan gurameh, lele termasuk ikan hias, ayam, itik, burung puyuh, kelinci, kambing dan sapi sudah berkembang di Desa Mulyodadi. Seiring kemajuan berfikir warga yang sudah mulai mengurangi pupuk dan pestisida kimia demi kesuburan tanah dan kesehatan lingkungan serta masyarakat, maka pertanian organik mulai dikembangkan baik untuk lahan sawah maupun kebun dan pekarangan. Merontok padi menjadi kegiatan menarik yang dilakukan bersama-sama sambil bersenda-gurau.
Pekarangan yang sehat, asri dan produktif sedang digalakkan oleh kaum perempuan di Mulyodadi baik secara vertikal, dalam polybag, guludan maupun hidroponik. Membuat jamu dengan bahan baku empon-empon dan bahan herbal lain tetap dilakukan oleh sebagian warga masyarakat. Belajar bertani dan mengolah hasil sawah serta pekarangan menjadi obyek wisata tersendiri yang diminati wisatawan.

6.   Gerobak Sapi
Gerobak Sapi yang masih cukup banyak di Mulyodadi, biasanya dimanfaatkan untuk mengangkut hasil bumi atau mengantar wisatawan berkeliling kampung dan sawah. Jalannya yang santai berpadu suara genta yang ritmik akan menarik diri kita dari kehidupan masa kini yang serba hiruk pikuk menuju kehidupan kampung masa lalu yang penuh pesan kebersahajaan dan kedamaian, tenang dan ramah. Selain pagi dan siang hari, dengan alat penerangan yang khas gerobak dijalankan pada malam hari juga.

7.   Ternak Kelinci
Ternak kelinci banyak membantu pemenuhan kebutuhan pupuk organik kualitas tinggi. Kelinci mudah dikembangkan dengan memanfaatkan pakan dari lingkungan sekitar, kandhang sederhana yang penting lingkungannya bersih. Mas Azis-seorang peternak kelinci di Kepuh bahkan telah mengembangkan sistem perkandangan dan pengolahan pakan yang efektif, murah dan berkualitas. Beternak kelinci selain menguntungkan juga menyenangkan bagi anak-anak.

8.   Pasar Grogol pasarnya Sepeda
Bersepeda saat ini sudah lebih sebagai gaya hidup sehat, hobby dan bahkan seni selain fungsi utamanya sebagai alat transportasi sehari-hari. Adanya paguyuban penggemar sepeda di Mulyodadi kini diperkuat dengan keberadaan Pasar Sepeda Grogol. Pasar ini ramai dan menjadi sarana silaturahmi dan transaksi jual beli sepeda antar warga masyarakat lokal bahkan luar daerah dengan kisaran harga sepeda antara Rp.35.000,- sampai puluhan juta rupiah. 

9.   Joglo
Rumah Joglo Mulyodadi, tak hanya megah, indah, sarat makna dan nilai-nilai sosiokultural, arsitektur bangunan joglo juga dapat meredam gempa. Arsitektur Joglo bukan sekadar pemahaman seni konstruksi rumah, juga merupakan refleksi nilai dan norma masyarakat pendukungnya. Kecintaan manusia pada cita rasa keindahan, bahkan sikap religiusitasnya terefleksikan dalam arsitektur rumah dengan gaya ini. Belasan rumah Joglo masih berdiri kokoh di Desa Mulyadadi. Selain untuk rumah tinggal keluarga, biasanya rumah ini juga dipakai sebagai tempat menerima dan menginap tamu baik individu, keluarga maupun rombongan.

10.   Karnaval – Merti Dusun – Gelar Budaya
Kegiatan ini merupakan acara syukuran budaya dan menjadi puncak event tahunan Desa Ekowisata Budaya. Segenap masyarakat terlibat dalam perhelatan besar ini. Berbagai seni pertunjukan digelar. Pameran kerajinan, kuliner, dolanan anak, pawai gerobak, baris bregada dll. menambah keramaian dan sukacita siapapun yang terlibat. Cinderamata dijajakan langsung secara bebas oleh pengrajin maupun pedagang. 


11.  GAYAM – Yang Asli Yang Diminati
Tanaman gayam mudah dijumpai di kebun dan pinggiran sungai. Ada jenis gayam krikil, gayam lumut dan gayam endhog dengan kelebihan masing-masing.
Tanaman langka ini dikenal mampu mempertahankan keberadaan air. 
Kayu tanaman gayam merupakan jenis kayu bakar yang istimewa dengan getahnya yang mudah terbakar. Buah gayam diolah menjadi aneka pangan dan minuman yang lezat seperti gayam rebus, lemet gayam, tempe gayam,  criping gayam dan susu gayam. Melestarikan tanaman gayam merupakan salah satu kearifan lokal masyarakat Desa Mulyodadi.


12.   Dolanan Anak
Anak-anak Mulyodadi memiliki berbagai jenis permainan seperti egrang, gobaksodor, adu kelereng, main jathilan,  topengan dan lain-lain. Mereka memainkannya baik secara individual maupun berkelompok. Kegiatan itu sering dilakukan ketika senggang waktu istirahat sekolah ataupun jam-jam diluar kegiatan formal belajar mereka untuk hobby, meningkatkan kreativitas, membangun kesetiakawanan dan kerjasama antar anak-anak.Beberapa jenis permainan biasa dilakukan pada malam hari ketika terang bulan.

13.   Acara Keagamaan
Masyarakat Mulyodadi adalah masyarakat yang agamis dan menjalankan keyakinannya sesuai syari’at. Selain ibadah, kegiatan muamalah yang mampu mempererat tali persaudaraan senantiasa diupayakan dengan balutan seni yang menawan. Hari-hari besar keagamaan biasa dijadikan momentum untuk pendalaman spiritual dan menjadi ajang refleksi atas keseharian yang dilakukannya. Sebuah halaman tempat ibadah yang dilengkapi arena bermain anak, tong/ bak pemilah sampah dan tanaman yang asri merupakan bagian mimpi anak-anak Mulyodadi yang biasa mengaji.

>>> PAKET WISATA DAN HARGA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar