MENU

INCON Technology – leading inovatory agrotechnology for food, nature and humanitarian response.

| CV.INCON | PRODUK | PEMESANAN | ARTIKEL | DASAR TEKNOLOGI INCON | GUGUSAN MIMPI | MITRA KAMI | WISATA

Kamis, 03 September 2015

BERCOCOK TANAM PADI ORGANIK

Bercocok tanam padi merupakan kegiatan pokok para petani padi meskipun lahannya hanya sempit. Beras merupakan  makanan pokok rakyat Indonesia yang karenanya petani mengutamakan bertani padi sebagai yang utama. Ada gabah di lumbung maka perasaan tenang akan menyertai.

BERCOCOK TANAM PADI Semi Organik

Produksi gabah padi di Indonesia rata-rata 4 - 5 ton/ha, masih sangat rendah dan perlu didongkrak. Dengan mengenal tanaman padi lebih baik,maka meningkatkan produksi bukanlah hal sulit. Kami berupaya membantu tercapainya ketahanan pangan nasional melalui peningkatan produksi dan kualitas padi secara berkelanjutan. 

SYARAT TUMBUH
Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 mdpl dengan temperatur 19 – 300C, memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan. Padi menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm dan pH tanah 4 - 8.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

  1. Benih
    Dengan jarak tanam 25 x 25 cm per 1000 m2 sawah membutuhkan 1,5-3 kg benih. Jumlah ideal benih yang disebarkan sekitar 50-60 gr/m2. Perbandingan luas tanah untuk pem
    bibitan dengan lahan tanam adalah 3 : 1000, atau untuk lahan penanaman 1000 m2 sawah dibutuhkan 3 m2 pembibitan. (Catatan: Sistim SRI akan dijelaskan kemudian)

  1. Perendaman Benih
    Benih direndam dalam larutan 1 sdm garam dapur dalam 5 liter air, diaduk pelan, benih yang mengambang langsung dibuang. Sementara yang tidak mengambang (benih isi) langsung dicuci air mengalir. Rendamlah benih isi tersebut dalam campuran 20 cc Nutrizim BIOREAKTOR (atau larutan D'NATURE dalam air kelapa semalam) dan 1 liter air selama 6-12 jam. Tiriskan dan masukkan karung goni untuk kemudian diperam menggunakan daun pisang atau ditimbun tanah selama 1 - 2 malam hingga benih berkecambah serentak (benih membesar, mulai ada tunas/’cingit’.
    )

  1. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
    Pindahkan benih dalam bedeng persemaian dan diairi dengan berangsur sampai permukaan tanah basah.
    Setelah bibit berumur 7-14 hari (daun ngapat), dilakukan penyemprotan Nutrizim BIOREAKTOR dengan dosis 2 tutup NB/tangki.

  1. Pemindahan benih
    Bibit yang siap dipindahtanamkan ke sawah berumur 10-15 hari (pola SRI, 1 bibit per tancap, bibit sudah berdaun empat, batang masih lunak) atau 21- 40 hari (pola biasa, 2-3 bibit per tancap, bibit berdaun 5-7 helai, batang bawah besar dan kuat), pertumbuhan seragam, tidak terserang hama dan penyakit. Usahakan ketika mencabut tidak banyak akar yang putus (tanah persemaian harus gembur).

  1. Pemupukan
    Pemupukan seperti pada tabel berikut, dosis pupuk sesuai dengan hasil panen yang diinginkan. Semua pupuk makro dicampur dan disebarkan merata ke lahan sesuai dosis sebagai pupuk dasar. Hasil akan bervariasi tergantung jenis varietas, kondisi dan jenis tanah, serangan hama dan penyakit, ketersediaan air.


TABEL PENGGUNAAN Nutrizim BIOREAKTOR dan BIOFIT
 (BIOCOND) per 1000m2
Waktu Aplikasi
Jenis Pupuk
Olah Tanah (kg)
14 HST

30 HST

45 HST

60 HST
Urea
70
-
-
-
-
ZA
3,5
1
1
1
1
SP-36
6,5
1,5
1,5
1,5
1,5
KCl
20
-
-
10
10
BIOFIT
3
-
-
-
-
Nutrizim BIOREAKTOR
2 liter (siram)
1 liter
(semprot)
 ½ liter (siram/ semprot)
½ liter (semprot)
Catatan : Target produksi padi 1 – 1,4 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen,
              HST = Hari Setelah Tanam


Cara Penggunaan Nutrizim BIOREAKTOR dan BIOFIT
1.      Untuk Penyiraman, pemberian Nutrizim BIOREAKTOR/ D’NATURE dengan cara melarutkan 50 cc NB dalam air 10 liter kemudian disiramkan (hanya disiramkan)
2.    Untuk penyemprotan, larutkan 20 cc NB (2 tutup botol atau 2 sdm) dalam 10 liter air kemudian disemprotkan pada pagi atau sore hari.
3.    Saat olah tanah, semua pupuk Makro selain SP-36 (Urea, ZA, KCl) dicampur BIOFIT hingga merata, baru ditaburkan di lahan. Kemudian disiram dengan Nutrizim BIOREAKTOR/ D’NATURE yang telah dilarutkan dalam air.
4.    Khusus SP-36 susulan, sebaiknya dilarutkan dengan Nutrizim BIOREAKTOR/ D’NATURE ( 1 kg SP-36 ditambah dengan 300 cc NB, didiamkan satu malam, kemudian cairannya diambil dan disaring untuk kemudian dicampur air dengan perbandingan 20 cc larutan + 10 liter air) baru disemprotkan.

Tentang D'NATURE lihat artikel DISINI

G.  PENGOLAHAN LAHAN RINGAN
Dilakukan pada umur 21 HST (sekitar 3 minggu), bertujuan untuk sirkulasi udara dalam tanah, yaitu membuang gas beracun dan menyerap oksigen.
H.  PENYIANGAN
Penyiangan rumput-rumput liar seperti jajagoan, sunduk gangsir, teki dan eceng gondok dilakukan 3 kali umur 4 minggu, 35 dan 55 atau ketika dirasa sudah mengganggu.

I.      PENGAIRAN
Penggenangan air dilakukan pada fase awal pertumbuhan, pembentukan anakan, pembungaan dan masa bunting. Sedangkan pengeringan hanya dilakukan pada fase sebelum bunting bertujuan menghentikan pembentukan anakan dan fase pemasakan biji untuk menyeragamkan dan mempercepat pemasakan biji.

J.
  PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
·         Hama putih (Nymphula depunctalis). Gejala : menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi. Pengendalian: (1) pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun; (2) menggunakan PESSO ATAU RACIDA
·         Padi Thrips (Thrips oryzae)Gejala: daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi. Pengendalian: Beauveria bassiana atau PESSO ATAU RACIDA
·         Wereng penyerang batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera) dan Wereng penyerang daun padi: wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep). Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus. Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemprotan Beauveria bassiana.
·         Walang sangit (Leptocoriza acuta)Menyerang buah padi yang masak susu. Gejala buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam. Pengendalian: (1) bertanam serempak, peningkatankebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba; (2) penyemprotan dengan Beauveria bassiana atau PESSO ATAU RACIDA
·         Kepik hijau (Nezara viridula)Menyerang batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu. Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya, penyemprotan dengan PESSO ATAU RACIDA
·         Penggerek batang padi terdiri atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens). Menyerang batang dan pelepah daun. Gejala: daun paling muda/pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama "sundep" dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut "beluk". Pengendalian: (1) menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami; (2) segera mencabuti semua daun tengah yang terkena sundep, langsung diikuti penyemprotan dengan larutan urea (satu sendok makan urea + 2 tutup botol NB yang dilarutkan dalam air 10 liter).
·         Hama tikus (Rattus argentiventer)Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah. Gejala: adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman. Pengendalian: pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan NAT (Natural Aromatic).
·         BurungMenyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan. Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
·         Penyakit Bercak daun coklatPenyebab: jamur Helmintosporium oryzae. Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati. Pengendalian: (1) merendam benih di air hangat + NB, pemupukan berimbang, tanam padi tahan penyakit ini.
·         Penyakit BlastPenyebab: jamur Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. Pengendalian: (1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir; (2) pemberian BIOFIT di awal tanam.
·         Busuk pelepah daunPenyebab: jamur Rhizoctonia sp. Gejala: menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan. Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun. Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit (2) pemberian BIOFITpada saat pembentukan anakan.
·         Penyakit FusariumPenyebab: jamur Fusarium moniliforme. Gejala: menyerang malai dan biji muda menjadi kecoklatan, daun terkulai, akar membusuk. Pengendalian: merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih + NB dan disebari BIOFIT di lahan
·         Penyakit kresek/hawar daunPenyebab: bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae) Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati. Pengendalian: (1) menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan; (2) pengendalian diawal dengan BIOFIT.
·         Penyakit kerdilPenyebab: virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil. Pengendalian: sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada mengendalikan vector dengan PESSO ATAU RACIDA.
·         Penyakit tungroPenyebab: virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi. Pengendalian: menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan mengendalikan vektor virus dengan Beauveria bassiana.

PEDOMAN TEKNIS PANEN DAN PASCA PANEN
·         Panen dilakukan jika butir gabah 80 % menguning dan tangkainya menunduk
·         Alat yang digunakan ketam atau sabit
·         Setelah panen segera dirontokkan malainya dengan perontok mesin atau tenaga manusia
·         Usahakan kehilangan hasil panen se minimal mungkin.
·         Setelah dirontokkan diayaki (Jawa : ditapeni) dilakukan pengeringan dengan sinar matahari 2-3 hari.
·         Setelah kering lalu digiling yaitu pemisahan gabah dari kulit bijinya.
·         Beras siap dikonsumsi.

_____________________________________

PENGELOLAAN KARET



FORMULASI Bio-REAKTOR  KS

PENAMBAHAN BAKTERI, JAMUR  DAN RAGI BERMANFAAT KE DALAM TANAH DEMI KESEHATAN DAN KEBUGARAN TANAH

MENINGKATKAN DAYA DUKUNG TANAH DAN PRODUKTIFITAS PERTANIAN SECARA BERKELANJUTAN – LESTARI

MEREMAJAKAN KEMBALI SEL, JARINGAN, ORGAN TANAMAN KELAPA SAWIT DAN KARET SEHINGGA MENJADI PRODUKTIF KEMBALI DAN SEMAKIN PRODUKTIF DALAM WAKTU SINGKAT

MENYONGSONG ERA EMAS HIJAU INDONESIA, SEBUAH NEGERI BESAR PENYANTUN NEGERI-NEGERI MISKIN DI DUNIA PADA ERA GLOBALISASI DAN PERUBAHAN IKLIM