SUGENG RAWUH ...!
Desa Mulyodadi merupakan desa budaya karena memiliki berbagai potensi budaya yang khas, unik dan menarik sehingga layak menjadi salah satu desa sentra budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Terletak pada 20 km di sebelah selatan Kota Yogyakarta, desa ini cukup dikenal dengan legenda Ki Ageng Paker dengan waluh emasnya sehingga salahsatu dusunnya, yaitu Paker menjadi sentra pengembangan budidaya dan olahan waluh.
Bentang alam Desa Mulyodadi berupa dataran rendah dengan ketinggian 0-50 mdpl sehingga sebagian wilayahnya sering banjir/menggenang ketika musim penghujan dengan suhu rata-rata sebesar 280C. Air yang cukup melimpah ini sangat menentukan tumbuh subur dan berkembangnya ratusan pohon khusus yang merupakan tanaman konservasi air dengan buahnya yang memiliki citarasa khas, yaitu Tanaman Gayam (Inocarpus fagifer) -The Ark of Taste.
1. Seni Pertunjukan
Setiap dusun di Desa Mulyodadi terdapat seni
budaya yang terus dilestarikan. Tidak
kurang dari 18 (delapan belas) kelompok seni
pertunjukan
tumbuh di Desa Mulyodadi (reog, srandul, gejog
lesung,
gedrug, kethoprak, mocopat, pedhalangan, rebana, karawitan, nasyd,
kroncong, wayang orang, toklik, hadroh dan
lain lain). Aneka Gending dan tembang
jawa siap menyambut wisatawan yang
datang ke Mulyodadi.
Para wisatawan dapat menikmati berbagai
pertunjukan tersebut ketika ada warga masyarakat punya hajad syukuran, ketika
ada perayaan khusus dan sewaktu ada wisatawan menghendaki.
Namun demikian masyarakat tetap berharap
untuk dapat bekerjasama dan memperoleh binaan dari berbagai pihak demi
meningkatnya kemampuan olah seni budaya pertunjukan tersebut agar bisa tetap melestarikan
kebudayaan tersebut.
2. Upacara Adat dan Tradisi
Selain
berbagai jenis kesenian, masih
banyak juga tradisi kebudayaan/ upacara
adat yang dilestarikan di
Desa Mulyodadi, misalnya adanya tetesan, tingkeban, brokohan, bancakan,
puputan, selapanan, tedhak siti, nyapih,
tetesan/ supitan, ngrukti loyo, ngesur tanah, tlusupan/brobosan, nyetahuni
dan lain lain. Ada juga upacara memulai panen padi yaitu “wiwitan”, beberapa
acara merti dusun (limolasan, selikuran, nyelawenan), ruwahan/ nyadran dll.
Kasih sayang, kebersamaan, saling menghargai, kedekatan dengan alam dan pembersihan
diri untuk penghambaan yang tulus kepada Yang Maha Kuasa merupakan nilai-nilai
yang coba diangkat dari berbagai tradisi tersebut.
3. Seni Kerajinan
4. Kekayaan Kuliner
Berkunjung ke Mulyodadi, kita akan disuguhi dengan
berbagai jenis kuliner seperti geplak, peyek, apem, adrem, cincao, tahu
kenthol, susu gayam, kripik pisang, tempe sagu, enthog-enthog dll., selain
kuliner khas yang hanya dimunculkan ketika acara khusus saja. Mlandhing, gayam,
pisang, cincao (jelly kebun), kelapa, beras
dan beberapa jenis umbi-umbian merupakan bahan baku yang mudah dijumpai.
Nasi kuluban, nasi kuning, sego wiwitan, among-among, bothok mlandhing, sego
ingkung, mangut lele dan gudheg manggar adalah contoh menu pokok yang biasanya
hanya hadir pada acara-acara tradisi tertentu saja tetapi kini dapat disajikan
secara khusus.
5. Budaya Tani
Hamparan sawah adalah pemandangan indah di Mulyodadi
dengan tanaman padi, jagung, tebu dan aneka tanaman sayuran di dalamnya. Di
pekarangannya, mudah kita jumpai aneka tanaman buah-buahan seperti pepaya, pisang, rambutan
dll., tanaman sayuran seperti kangkung, terong, tomat, daun so, bayam dll.,
tanaman umbi-umbian seperti talas, midro dan ubi kayu; tanaman kelapa, rumpun
bambu, kelor dan nangka mudah juga ditemui termasuk beberapa jenis tanaman
hias.
Budidaya ikan gurameh, lele termasuk
ikan hias, ayam, itik, burung puyuh, kelinci, kambing dan sapi sudah berkembang di Desa
Mulyodadi. Seiring kemajuan berfikir warga yang sudah mulai mengurangi pupuk
dan pestisida kimia demi kesuburan tanah dan kesehatan lingkungan serta
masyarakat, maka pertanian organik mulai dikembangkan baik untuk lahan sawah
maupun kebun dan pekarangan. Merontok padi menjadi kegiatan menarik yang dilakukan bersama-sama sambil bersenda-gurau.
Pekarangan
yang sehat, asri dan produktif sedang digalakkan oleh kaum perempuan di
Mulyodadi baik secara vertikal, dalam polybag, guludan maupun hidroponik.
Membuat jamu dengan bahan baku empon-empon dan bahan herbal lain tetap
dilakukan oleh sebagian warga masyarakat. Belajar bertani dan mengolah hasil
sawah serta pekarangan menjadi obyek wisata tersendiri yang diminati wisatawan.
6. Gerobak Sapi
Gerobak Sapi
yang masih cukup banyak di Mulyodadi, biasanya dimanfaatkan untuk mengangkut
hasil bumi atau mengantar wisatawan berkeliling kampung dan sawah. Jalannya
yang santai berpadu suara genta yang ritmik akan menarik diri kita dari
kehidupan masa kini yang serba hiruk pikuk menuju kehidupan kampung masa lalu
yang penuh pesan kebersahajaan dan kedamaian, tenang dan ramah. Selain pagi dan
siang hari, dengan alat penerangan yang khas gerobak dijalankan pada malam hari
juga.
7. Ternak Kelinci
Ternak
kelinci banyak membantu pemenuhan kebutuhan pupuk organik kualitas tinggi.
Kelinci mudah dikembangkan dengan memanfaatkan pakan dari lingkungan sekitar,
kandhang sederhana yang penting lingkungannya bersih. Mas Azis-seorang peternak
kelinci di Kepuh bahkan telah mengembangkan sistem perkandangan dan pengolahan
pakan yang efektif, murah dan berkualitas. Beternak kelinci
selain
menguntungkan juga menyenangkan bagi anak-anak.
8. Pasar Grogol pasarnya Sepeda
Bersepeda
saat ini sudah lebih sebagai gaya hidup sehat, hobby dan bahkan seni selain
fungsi utamanya sebagai alat transportasi sehari-hari. Adanya paguyuban penggemar
sepeda di Mulyodadi kini diperkuat dengan keberadaan Pasar Sepeda Grogol. Pasar
ini ramai dan menjadi sarana silaturahmi dan transaksi jual beli sepeda antar
warga masyarakat lokal bahkan luar daerah dengan kisaran harga sepeda antara Rp.35.000,-
sampai puluhan juta rupiah.
9. Joglo
Rumah Joglo Mulyodadi, tak hanya megah, indah,
sarat makna dan nilai-nilai sosiokultural, arsitektur bangunan joglo juga dapat
meredam gempa. Arsitektur Joglo bukan sekadar pemahaman seni
konstruksi rumah, juga merupakan refleksi nilai dan norma masyarakat
pendukungnya. Kecintaan manusia pada cita rasa keindahan, bahkan sikap
religiusitasnya terefleksikan dalam arsitektur rumah dengan gaya ini. Belasan
rumah Joglo masih berdiri kokoh di Desa Mulyadadi. Selain untuk rumah tinggal
keluarga, biasanya rumah ini juga dipakai sebagai tempat menerima dan menginap
tamu baik individu, keluarga maupun rombongan.
10. Karnaval – Merti Dusun – Gelar Budaya
Kegiatan ini
merupakan acara syukuran budaya dan menjadi puncak event tahunan Desa Ekowisata
Budaya. Segenap masyarakat terlibat dalam perhelatan besar ini. Berbagai seni
pertunjukan digelar. Pameran kerajinan, kuliner, dolanan anak, pawai gerobak,
baris bregada dll. menambah keramaian dan sukacita siapapun yang terlibat.
Cinderamata dijajakan langsung secara bebas oleh pengrajin maupun pedagang.
11. GAYAM – Yang Asli Yang Diminati
Tanaman
gayam mudah dijumpai di kebun dan pinggiran sungai. Ada jenis gayam krikil, gayam lumut dan gayam endhog dengan kelebihan masing-masing.
Tanaman langka ini dikenal mampu mempertahankan keberadaan air.
Kayu tanaman gayam merupakan jenis kayu bakar yang istimewa dengan getahnya yang mudah terbakar. Buah gayam diolah menjadi aneka pangan dan minuman yang lezat seperti gayam rebus, lemet gayam, tempe gayam, criping gayam dan susu gayam. Melestarikan tanaman gayam merupakan salah satu kearifan lokal masyarakat Desa Mulyodadi.
Tanaman langka ini dikenal mampu mempertahankan keberadaan air.
Kayu tanaman gayam merupakan jenis kayu bakar yang istimewa dengan getahnya yang mudah terbakar. Buah gayam diolah menjadi aneka pangan dan minuman yang lezat seperti gayam rebus, lemet gayam, tempe gayam, criping gayam dan susu gayam. Melestarikan tanaman gayam merupakan salah satu kearifan lokal masyarakat Desa Mulyodadi.
12. Dolanan Anak
Anak-anak
Mulyodadi memiliki berbagai jenis permainan seperti egrang, gobaksodor, adu kelereng,
main jathilan, topengan dan lain-lain. Mereka
memainkannya baik secara individual maupun berkelompok. Kegiatan itu sering
dilakukan ketika senggang waktu istirahat sekolah ataupun jam-jam diluar
kegiatan formal belajar mereka untuk hobby, meningkatkan kreativitas, membangun
kesetiakawanan dan kerjasama antar anak-anak.Beberapa jenis permainan biasa
dilakukan pada malam hari ketika terang bulan.
13. Acara Keagamaan
Masyarakat
Mulyodadi adalah masyarakat yang agamis dan menjalankan keyakinannya sesuai
syari’at. Selain ibadah, kegiatan muamalah yang mampu mempererat tali
persaudaraan senantiasa diupayakan dengan balutan seni yang menawan. Hari-hari
besar keagamaan biasa dijadikan momentum untuk pendalaman spiritual dan menjadi
ajang refleksi atas keseharian yang dilakukannya. Sebuah halaman tempat ibadah
yang dilengkapi arena bermain anak, tong/ bak pemilah sampah dan tanaman yang
asri merupakan bagian mimpi anak-anak Mulyodadi yang biasa mengaji.
>>> PAKET WISATA DAN HARGA
>>> PAKET WISATA DAN HARGA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar